Jumat, 23 Oktober 2009

Lukman Nugraha: Menerima Penghargaan “Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009”





PETANIBERDASI.Com

LUKMAN Nugraha, pelajar kelas X-B SMA Negeri 9 Tasikmalaya pada 17 Oktober 2009 lalu menerima penghargaan sebagai Juara II Tingkat Nasional “Anugerah Penulis Muda Pertanian 2009” yang diselenggarakan Departemen Pertanian RI. Piagam penghargaan dan uang pembinaan diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Dr.Ir.Anton Apriyantono MS serta ditayangkan Trans 7.

“Alhamdulillah, karya tulis mengenai pertanian yang saya ikutsertakan dalam lomba penulisan itu meraih Juara II sehingga saya diundang ke Jakarta, dan bisa berjabat tangan dengan Pak Menteri Pertanian,”ujarnya.

Adapun karya tulis yang diikutlombakan pada Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009 itu mengambil thema/masalah “Gerakan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Pola Tanam Padi Organik (SRI) di Kabupaten Tasikmalaya”, yang memang tengah gencar digalakan Pemkab Tasikmalaya kepada para petani.

“Saya salut atas keberhasilan pertanian ramah lingkungan melalui pola tanam padi SRI yang dilakukan para petani di Kab.Tasikmalaya dan Pak Bupati Tatang Farhanul Hakim yang gencar menggalakannya hingga mampu mengekspor padi SRI ke Amerika dan Negara lain,”tutur putra sulung Redi Mulyadi (wartawan Buser Trans) dan Ny.Nina Nurlina ini.

Lukman mengaku, ketika karya tulisnya mengenai perkembangan pertanian organik (padi SRI) diikutsertakan pada lomba tersebut, optimis bakal meraih juara meski hanya peringat kedua.”Sebab, gerakan pertanian ramah lingkungan melalui pola tanam padi organik/SRI yang berkembang, memang hanya di Kab.Tasikmalaya.”katanya.

Namun, ketika ia mendapat pemberitahuan dari panitia Anugerah Jurnalistik & Penulis Muda Pertanian 2009 meraih Juara II dan diundang Menteri Pertanian untuk menerima penghargaan sebagai Penulis Muda Pertanian 2009 serta ditayangkan di Trans 7, tidak sempat menemui Bupati Tasikmalaya Drs.H.Tatang Farhanul Hakim MPd untuk mohon restu.

“Pemberitahuannya mendadak sih.”kata Lukman Nugraha, ketika ditemui di rumahnya Jl.Cigeureung Gg.Cicariu Tasikmalaya..

Ada kebanggaan tersendiri ketika mengetahui dirinya memenangkan lomba ini,karena adanya dukungan dari bapak-ibu guru serta Kepala SMA Negeri 9 Tasikmalaya, meski hanya meraih peringkat dua. Juga teman-teman sekolahnya.Bahkan kabarnya, Kadisdik Kota Tasikmalaya menyaksikan penampilannya yang ditayangkan Trans-7.(RM)***

Selasa, 13 Oktober 2009

Manfaat Abu Tandan Sebagai Pengganti Kalium Bagi Tanaman Kelapa Sawit



KEBUTUHAN tanaman terhadap unsure kalium cukup tinggi dan akan menunjukkan gejala kekurangan apabila kebutuhannya tidak mencukupi. Walau fungsi kalium lebih bersfat sebagai katalisator,tapi kalium mempu nyai peranan penting terhadap peristiwa-peristiwa fisiologi seperti metabolisme karbohidrat (pembentukan,pemecahan dan translokasipati); metabolisme nitrogen dan sintesa protein; mengaktifkan enzim; mempercepat pertumbuhan jaringan meristem dan hal- hal yang berhubung an dengan air.

Peranan kalium ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk gejala tubuh. Kekurangan kalium akan menyebabkan produksi tanaman,resisten terhadap penyakit dan kualitas buah menurun.Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ dan dijumpai dalam berbagai kadar dalam tanah,bentuk kalium tersedia bagi tanaman terdapat di tanah dalam jumlah kecil.Karena itu,pemupuan kalium bagi tanaman yang produksinya diambil secara terus menerus,mutlak diperlukan kalium.Penambahan kalium ke dalam tanah biasanya dalam bentuk pupuk kalium yang larut pada air seperti Kalium klorida,Kalium sulfat,Kalium nitrat dan pupuk-pupuk majemuk lainnya.

MANFAAT ABU TANDAN

Abu tandan bersifat sangat alkalis dan higropis.Karena itu,bila penyimpanan kurang baik akan menyebabkan kadar airnya meningkat dan unsur hara tanamannya menurun.Jadi,semakin lama disimpan,maka bobot abu tandan makin bertambah sehingga hal ini akan mempengaruhi takaran saat pemupukan.Takaran untuk dosis pemupukan,hendaknya dilakukan berdasarkan volume,dan besarnya volume didasarkan berbagai faktor.

Abu tandan memang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk kalium.adapun unsure-unsur dalam abu tandan adalah K2O sebanyak 35040 persen,P2O5 sebanyak 3,4-5 persen,MgO ada 6-9,8 persen,CaO sebanyak 5-5,5 persen,Mn sekitar 200-250 ppm dan B sekitar 800-1.000 ppm.Sementara itu,lamanya penyimpanan dan dosis konversi terhadap KCL antara lain: 0-3 bulan sekitar 1,7 x dosis KCL serta lebih dari 3 bulan sebanyak 2 kali dosis KCL.

Pupuk kalium yang umum digunakan di perkebunan kelapa sawit,adalah pupuk Kalium clorida (KCL) yang mengandung sekitar 60 persen K2O dosis tiap pohpn berkisar 1-3 kg tiap tahun.Selain dari KCL,unsure kalium dapat diambil dari abu tandan yang banyak terdapat di pabrik pengolahan kelapa sawit,dan abu tandan diperoleh dari pembakaran tandan kosong pada invenerator (tungku pembakar).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Marihat (PPM) Medan beberapa waktu lalu,bahwa dasar pertimbangan penggunaan abu tandan sebagai pengganti KCL,terutama bagi pemupukan tanaman kelapa sawit antara lain: 1) harga abu tandan yang murah sehingga dapat menekan biaya pemupukan; 2) pemberian abu tandan dapat meningkatkan keasaman tanah; 3) dalam abu tandan selain unsure kalium juga terdapat unsure Magnesium dan Phospat sehingga dapat mengurangi pemakaian Kieserite dan Rock Phosphat (RP); 4) mencegah terjadinya akumulasi Clor dalam tanah sebagai akibat sampingan dari penggunaan KCL.

SEKALI SETAHUN

Penggunaan abu tandan sebagai pupuk KCL sebaiknya hanya diberikan setahun sekali.Kalau dalam satu tahun dilakukan dua kali pemupukan,maka pemupukan dengan KCL dan pemupukan kedua dengan abu tandan atau sebaliknya.

Sedangkan banyaknya abu tandan yang diberikan dikonversikan dengan pupuk KCL yang biasa dipakai,konversi ini juga tergantung pada lamanya abu tandan disimpan,yakni bobot au tandan yang baru keluar dan inceneratorpada temperature 25oC.

Penggunaan abu tandan ini diharapkan akan lebih membantu para petani kelapa sawit dalam memelihara tanamannya.Sementara mengenai pengadaannya hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kerjasama dengan pabrik pengolahan kelapa sawit yang terdapat di lokasi keun atau yang menampung buah dari perkebunan.

Adapun cara pemberian abu tanda pada tanaman kelapa sawit,yakni abu tandan ini dapat diberikan sama seperti halnya dengan pupuk lainnya,dengan cara disebarkan di sekitar bokoran atau piringan kelapa sawit.(REDI MULYADI)***


Cabe Rahong TM-999 Ungulan Petani dari Mandalamekar



PETANI BERDASI.Com
Petani cabe merah di Desa Mandalamekar Kec.Jadiwaras Kabupaten Tasikmalaya tampak sumringah. Pasalnya, cabe merah Rahong jenis TM-999 yang menjadi produk unggulan petani Desa Mandalamekar telah mampu menembus Pasar Induk Kramat Jadi dan beberapa pasar di kawasan Jabodetabek. Tanaman cabe Rahong jenis TM999 merupakan trade merk bagi petani di desa ini dan cukup laris.
“Alhamdulillah, cabe Rahong TM-999 dari Desa Mandalamekar ini selain dapat menembus pasar ibukota, juga menjadi produk unggulan di Pasar Kramat Jati. Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan bagi para petani dan bersemangat untuk menanamnya,”ujar Entang (56), petani cabe dari Dusun Mekarjaya.
Entang mengakui, selama ini hasil produk pertaniannya terserap seratus persen oleh pedagang di Jakarta dan Tasikmalaya. “Bahkan saat kami datang ke Pasar Induk Kramat Jati, maka dalam waktu 3 – 4 jam berikutnya, pedagang segera membayar lunas seluruh produk kami”ujarnya.
Ade Priatna ‘sang pelopor cabe rahong TM999’ mengatakan bahwa selama ini hasil produk pertanian (cabe merah Rahong jenis TM999) dari petani Desa Mandalamekar terserap 100 persen oleh pedagang di sejumlah pasar di Jabodetabek dan Pasar Cikurubuk Tasikmalaya.
“Selama sembilan bulan terakhir atau produksi tahun 2009 ini, cabe merah Rahong TM999 hasil panen para petani yang berasal dari Dusun Cinunjang dan Dusun Mekarjaya Desa Mandalamekar telah menjual 8 ton ke Pasar Induk Kramat Jati dan 2 ton ke pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya dan pasar lainnya di wilayah Priangan Timur,”ujar Ade Priatna, yang juga guru SMPN 2 Jatiwaras ini kepada PETANI BERDASI.Com.
Ade Priatna menjelaskan bahwa kelompok petani cabe Mandalamekar yang berjumlah 35 orang asuhannya, ternyata secara berkesinambungan terus menanam cabe dan telah digelutinya selama 7 tahun, bahkan sempat dikunjungi Bupati Tasikmalaya. “Selama ini, para petani cabe di Kelompok tani Mandalamekar belajar menanam secara otodidak, tidak tersentuh petugas penyuluh pertanian. Keberhasilan para petani, karena mereka mau berkorban untuk ekperimen dalam penanaman” tuturnya.
Namun, para petani sendiri saat ini masih menghadapi kesulitan/kendala besar adalah kondisi jalan masuk Desa Mandalamekar yang hancur, sehingga ketika harga turun sulit bersaing dengan daerah lainnya.Dengan kondisi jalan yang rusak parah, para petani sering terlambat dalam memasarkan hasil pertaniannya. Hal itu juga menyebabkan petani cabe Mandalamekar tidak pernah terlayani oleh penyuluhan pertanian.
Keluhan para petani mengenai kondisi jalan yang rusak itu sering disampaikan kepada Kepala Desa Mandalamekar yang kini dijabat Yana Noviadi, yang kemudian diteruskan pula ke Pemkab Tasikmalaya, meski sejauh ini belum juga direspon dan adanya bantuan perbaikan.
“Selama ini, para petani mengeluh kepada kami karena kondisi jalan menuju Desa Mandalamekar rusak berat, sehingga kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya. Juga belum tersentuhnya layanan dari petugas penyuluhan pertanian,”ungkap Yana Noviadi ketika menerima penulis di ruang kerjanya.(REDI MULYADI)***

Senin, 12 Oktober 2009

Petani Manggis di Kab.Tasik Hadapi Panen



PETANI BERDASI.Com

Selama ini, Kabupaten Tasikmalaya wilayah selatan dikenal sebagai penghasil buah manggis kualitas bagus, hingga bisa mengekspor ke sejumlah negara dalam jumlah banyak. Pada musim kemarau kali ini, para petani manggis sudah siap-siap menghadapi panen usahataninya.

“Musim kemarau justru saatnya panen manggis bagi para petani. Sebab, tanaman manggis biasa berbuah pada saat mulai musim kemarau, hingga dua bulan kemudian sudah bisa dipetik,”ungkap Wawan Gunawan, warga Desa simpang Kecamatan Bantarkalong.

Kalau lagi musim panen manggis, menurut Wawan, para pedagang di sepanjang Jl.Kawalu hingga Cipatujah akan terlihat menjajakan buah manggis di kios-kiosnya. Harga buah manggis yang dijual para pedagang itu pun relative murah, misalnya untuk satu gantung berisi 10 buah, harganya berkitar antara Rp.7.500 sampai Rp.10.000.

“Bahkan, kalau sedang musim panen raya, harga buah manggis di sini sangat murah. Apalagi kalau kita membelinya langsung dari para petani,”tuturnya.

Beberapa kecamatan yang menjadi sentra buah manggis di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya itu antara lain Sukaraja, Cibalong, Bantarbalong, Mangunreja, Jatiwaras, Sodonghilir, Salopa, Puspahiang dan Salawu. Namun, pasar manggis Tasikmalaya terpusat di Kecamatan Puspahiang.

Keterangan yang diperoleh PETANI BERDASI.Com dari Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menyebutkan, bahwa di Kecamatan Puspahiang terdapat lahan tanaman buah manggis seluas kurang lebih 25 hektar, serta volume penjualan yang dapat dicapai sebesar 212 ton per tahun. Namun, volume tersebut dinilai masih sangat jauh dari kebutuhan ekspor yang mencapai rata-rata 250 ton per bulan.

“Karena itu, prospek usahatani tanaman manggis cukup cerah, dan menguntungkan para petani. Apalagi sekarang buah manggis asal Tasikmalaya sudah bisa dipasarkan ke luar negeri,”ujar Ir.Yadi Rustiadi, Kepala BPP Sodonghilir.(REDI MULYADI)

Lengkeng Cangkok Cepat Berbuah



SELAMA ini,buah lengkeng (kelengkeng,Bahasa Jawa) sangat digemari masyarakat dalam dan luar negeri terutama oleh orang Tionghoa,karena memang rasanya yang khas dan manis.Harga buah lengkeng di pasaran pun tergolong mahal bila dibandingkan dengan harga jenis buah lainnya.Pada saat musim panen pun harganya bisa mencapai Rp.15.000/kg

Pohon lengkeng berdiri tegak lurus dengan tinggi mencapai 12 meter bila sudah dewasa,umurnya panjang,dan dapat berbuah secara produktif sampai sekitar berumur 50 tahun.Kayunya keras dan alot tetapi tidak lurus,perakar annya kuat dan berdaun rimbun,percabangannya banyak,kuat dan alot, sehingga dapat dipanjat orang hingga ranting-ranting terkecil sekalipun.

Tanaman lengkeng dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.Tapi mutu buah terbaiknya adalah yang tumbuh pada ketinggian 400-600 meter dpl.Juga menghendaki tanah yang subuh dan selalu banyak mengandung humus serta gembur dengan drainase yang baik.

Pada umumnya,lengkeng berbunga pada bulan agustus sampai September dan buahnya dapat dipanen bulan Desember sampai Februari.Ketika muda buahnya agak lonjong dengan kulit kasar kehijauan dan setelah tua buahnya bulat dengan kulit kasar halus di samping tidak berbulu dan warnanya cokelat kekuningan.Lengkeng yang baik memiliki daging buah tebal,agak kering dan bening,manis dan aroma khas serta biji kecil.

Tanaman lengkeng dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Namun sayangnya,perbanyakan secara generatif membutuhkan waktu cukup lama sampai bisa dipetik buahnya yakni sekitar 8-15 tahun,dan cara ini tidak menjamin hasil buahnya akan sama dengan induknya bahkan dapat mandul karena tanaman lengkeng ada yang berumah satu dan berumah dua.

Dengan demikian,cara perbanyakan lain yang dianggap menguntungkan karena buahnya lebih cepat bisa dipetik dan akan serupa dengan induknya, yakni cara vegetatif khususnya melalui pencangkokan.Dengan cara cangkok ini,maka umur 4 tahun saja sudah berbuah terutama bila dipelihara secara intensif,maka petani sudah dapat menikmati keuntungan bila panen tiba.

CARA MENCANGKOK

Pada prinsipnya,system cangkok yang dilakukan pada tanaman lengkeng tidak berbeda dengan cara mencangkok tanaman buah lainnya.Jadi,petani bisa melakukan pembibitan tanaman lengkeng dengan cara cangkok,dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.

Pertama,pilihlah cabang atau ranting yang besarnya sedang (sekitar 2 jari tangan orang dewasa),umurnya belum terlalu tua dan tidak terlalu muda, berasal dari tanaman yang produksi buahnya yang baik dan sehat.

Kedua,kulit cabang atau ranting itu dikupas dengan pisau tajam sepan jang 10 cm,selanjutnya dikerok sampai hilang lendirnya.Biarkan cabang atau ranting yang terkupas itu terbuka sampai 2 hari agar terangin-angin.

Ketiga,untuk media tanamnya berupa campuran tiga bagian tanah dan satu bagian kompos atau pupuk kandang.Setelah ditempelkan melingkar pada bagian yang akan dicangkok,media tanam itu dibungkus pakai sabut kelapa dan diikat pakai tali rapia.Proses pencangkokan pun selesai.Jika pencangkokan itu berhasil,maka sesudah 4-6 bulan akan mengeluarkan akar.

Jika akar sudah menyembul dari bungkusnya,bagian cabang di bagian akar dipotong memakai gergaji dan turunkan calon bibit secara hati-hati agar tidak merusak tanah cangkokan dan juga akar-akarnya.Kemudian sebagian ranting dan daun dipangkas untuk mencegah banyaknya penguapan pada bibit tanaman.

Kini bibit lengkeng sudah bisa langsung ditanam di kebun atau lahan yang telah disediakan.Namun,sebaiknya perlu disemai dulu dalam keranjang untuk penyesuaian,simpanlah di tempat teduh selama 1-2 bulan disertai perawatan khususnya peyiraman dan bisa pula disemprot pupuk daun 10 hari sekali.

Kalau sudah tampak segar,barulah bibit cangkokan tanaman lengkeng itu di pindahkan ke kebun atau lahan yang telah disediakan,dengan jarak tanam 10 x 10 meter.Adapun lubang tanamnya 1 x 1 x 1 meter dan diberi pupuk kandang secukupnya.Lakukan perawatan sebagaimana mestinya agar pertumbuhannya bagus.(REDI MULYADI)***

H.Uned Sandingtaman: KEMBANGKAN USAHATANI TANAMAN BUNGA


H.UNED adalah sosok Kepala Desa Sandingtaman Kec.Panjalu Kab.Ciamis yang cukup kreatif dan penuh perhatian terhadap pembangunan sektor pertanian.Juga terhadap warganya yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.Tak mengherankan,bila perkembangan pembangunan pertanian di desa ini mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan.

Bukti kepedulian H.Uned terhadap pembangunan pertanian di daerahnya,kini ia tengah mengembangkan ‘usahatani’ agrobisnis tanaman bunga,terutama untuk jenis Endong Laut (imba/kedongdong cina) dan Shensivera (pepedangan).

“Sebagai anak petani,tentu saja saya senang bertani,apalagi ada peluang di sektor pertanian.”ujar pengusaha percetakan dan penerbit CV Tiga Putra Panjalu ini.

Bahkan,ia mengeluarkan kocek sendiri untuk membeli bibit Endong Laut sebanyak 200.000 pohon,yang harganya Rp.250/pohon.Sedangkan untuk bibit Shensivera sebanyak 25.000 pohon dengan harga Rp.200/pohon.

Walaupun melihatkan masyarakat petani terutama anggota kelompok tani yang ada di Desa Sandingtaman,menurut H.Uned,untuk sementara ini usahatani tanaman Endong Laut dan Shensivera dilakukan sendiri dan mengeluarkan modal sendiri.

“Bila ujicoba usahatani ini berhasil,maka saya akan disebarluaskan kepada petani lain agar kesejahteraan para petani di Desa Sandingtaman pun meningkat.Ini sudah menjadi komitmen saya sebagai kepala desa.”tutur H.Uned

H.Uned menjelaskan,bahwa usahatani tanaman bunga Endong Laut sudah dirintis sejak satu tahun lalu dan untuk bunga Shensivera baru 10 bulan lalu. Usahatani untuk kedua jenis tanaman ini baru akan menghasilkan rupiah biasanya sudah 2 tahun.Itupun sangat tergantung dari pemeliharaan dan perawatannya yang dilakukan secara intensif.

“Kalau ingin berhasil,budidaya kedua jenis tanaman ini memang membutuh

kan pemeliharaan dan perawatan yang intensif dari petani.”ujar H.Uned kepada pekan kemarin. (REDI MULYADI)***

Khasiat Kemuning dalam Pengobatan Tradisional



Serat salokapatra adalah serat yang ditujukan untuk menunjukkan fungsi dan makna flora, fauna, serta bangunan dalam keraton Jogjakarta. Kemuning ditanam dalam keraton dengan maksud diambil maknanya.
SESUAI dengan makna dari pohon kemuning yang merupakan lambang kesucian hati sehingga selalu berpikiran jernih. Ron kemuning pinujar pan dadi sesarate kang wong, badhe manthen pesthi sami ngangge ron kemuning, pandhan temu giring, lan beras pinipis mangke karya lulur (Daun kemuning dikatakan sebagai syaratnya manusia, akan menikah pasti memakai. Daun kemuning, pandhan, temu giring, dan beras ditumbuk untuk dijadikan lulur).
Tak mengherankan, bila kini produksi lulur ala keraton pasti menggunakan kemuning. Karena keutamaan kemuning jugalah yang menjadi dasar dipakainya dalam upacara pernikahan. Semua itu dalam upaya agar mendapat berkah dari kemuning kuningnya bercahaya. Dan mitosnya, belum memakai lulur sudah kuning dengan sendirinya karena ditambah berkahnya kemuning.
Dalam pernikahan juga, kemuning dipakai tarub dalam hajatannya dipadu dengan daun beringin dan janur kuning. Ini dimaksud agar pengantin selalu ingat untuk selalu berbuat baik. Di keraton Jogjakarta, kemuning ditanam di belakang sitinggil yang bermakna bahwa wanita tempatnya berada di belakang pria. Bukan bermaksud merendahkan, tetapi lebih untuk melindungi.
Dalam serat salokapatra disebutkan, Kemuning laras wanita. wanodya tuhu wewadi, datan tumut wanita tumameng ngarsa (artinya bahwa kemuning seperti wanita, di kerajaan wanita sebetulnya merupakan rahasia, wanita tidak ikut di depan). Begitulah kemuning, ia disimpan di belakang agar rahasianya tidak terumbar. Dalam perkembangannya, selain sebagai lulur, alhasil kemuning menempatkan dirinya sebagai bagian pengobatan tradisional. Di luar negeri malah kemuning sudah dibuat obat paten dengan nama Tongzhongling. Berikut beberapa racikan yang mengandalkan kemuning. Purwanti
Keputihan
Bahan: Daun kemuning 1/2 gengam, daun pacar kuku 1/2 gengam, tapak liman 2 gram, temu kunci 2 gram, air 110 ml atau tiga gelas
Cara: semua bahan dicuci lantas direbus dengan air hingga tersisa kurang lebih 2 gelas. Diminum 1 kali sehari, diulang selama 7 hari
Pelancar Haid
Bahan: daun kemuning 3 gram atau 1/2 genggam, daun pacar kuku 3 gram atau 1/2 genggam, temu lawak 4 gram atau 1 jari, air tiga gelas
Cara: semua bahan dipotong-potong dan dicuci. Tambahkan 3 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. Minumlah selama tiga hari dan lihat hasilnya.
Bisul
Bahan: akar kemuning kering sebanyak 30 gram dicuci dan dipotong-potong seperlunya, 3 gelas air bersih.
Cara: rebus akar sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Melangsingkan Badan
Bahan: daun kemuning 1 genggam, daun pace 1 genggam, bangle/temu giring 1/2 jari kelingking, air secukupnya
Cara: semua bahan ditumbuk halus tambahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk rata. Peras dengan sepotong kain, air yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan. Lama pengobatan dicoba selama 7 hari, untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu dan tiap kali minum 1/4 cangkir
Kulit Kasar
Bahan: daun kemuning segar sebanyak 30 g, air bersih 1 gelas
Cara: daun ditumbuk sampai lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.
Sakit Gigi
Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar diteteskan ke dalam gigi yang berlubang.
Infeksi Saluran Kecing
Bahan: daun kemuning segar sebanyak 35 gr dicuci lalu tambahkan 3 gelas air bersih.
Cara: rebus sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
Memar
Bahan: kemuning dan daun kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak.
Cara: dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk di atas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar.(REDI MULYADI)***

Rabu, 07 Oktober 2009

Pamor Salak ManonjayaTasik Kian Menurun



KETIKA salak pondoh,salak Condet dan salak Bali belum begitu terkenal, sebenarnya salak Manonjaya asal Kab.Tasikmalaya justru lebih dulu punya nama.Khusus di daerah Priangan,nama salak Manonjaya cukup terkenal dan menjadi santapan para menak zaman dahulu.Tiada lain karena rasa salak Manonjaya yang manis,dagingnya tebal dan bijinya kecil.

Namun kini,pamor salak Manonjaya kian merosot,bahkan harganya di pasar-pasar kota besar justru termurah dibandingkan dengan salak Pondoh,salak Condet dan salak Bali.

“Kalau salak Pondoh atau Condet bias bertahan dengan harga Rp.5.000/kg,maka salak Manonjaya kelas super berkisar Rp.1.000-Rp.1.500 /kg dan di tingkap petani hanya Rp.500/kg.”ujar Harun,Kepala Desa Margahayu Kec.Manonjaya.

Bahkan,harga tertinggi salak Manonjaya kelas super tersebut hanya bias bertahan dua-tiga hari saja,kalau sudah lewat tiga hari harganya jatuh.Apalagi di tingkat petani,harga jual tertinggi paling Cuma Rp.300/ kg,sehingga banyak pohon salak di Manonjaya yang ditebang. Tak mengherankan,bila petani salak yang banyak bertebaran di Kec.Manonjaya dan Kec.Cineam,tingkat kesejahteraannya belum menggembirakan.

Sungguh menyedihkan memang,jika salak Manonjaya yang semula sudah ternama,kini malah menjadi salak yang lebih banyak dikonsumsi rakyat jelata.Jika salak Pondoh atau Condet bias menembus pasar-pasar swalayan di kota-kota besar dan dikonsumsi masyarakat kalangan atas, salak Manonjaya sebaliknya,hanya mampu mengisi warung-warung kecil dan dikonsumsi kalangan bawah.

Petugas PPL Manonjaya Amar Suherman mengakui,bahwa kualitas salak Manonjaya memang rendah,sehingga sulit untuk bisa menembus pasar-pasar swalayan atau supermarket di kota-kota besar.”Bagaimana mau dipasarkan di supermarket kalau kualitas salak Manonjaya rendah seperti ini.”tuturnya.

Kemorosotan pamor salak Manonjaya itu,menurut Amar Suherman, tidak terlepas dari cara-cara membudidayakan salak yang dilakukan para petani selama ini kurang memperhatikan aspek teknis dan intensif. Dalam hal ini,misalnya bibit salak lebih banyak dikembangbiakkan lewat biji,salak ditanam tanpa pemeliharaan intensif, dan tanam kurang diperhatinkan sehingga kebun salak tidak beraturan.

Karena menyadari terus merosotnya kualitas salak Manonjaya,sebenar nya Dinas Pertanian Kab.Tasikmalaya sudah merintis usaha untuk mengangkat kembali pamor salak Manonjaya,misalnya melakukan perbaikan benih salak,melakukan kawin silang dengan salak Pondoh dan melakukan berbagai penyuluhan.

Bahkan petani kreatif,menurut Kadis Pertanian Kab.Tasikmalaya Ir.Henry Nugroho,MP telah menghasilkan salak ‘pondoh’ super khas Tasikmalaya dengan kualitas lebih unggul dibandingkan dengan salak lain.Dia mencontohkan petani Ade Samsu yang juga Ketua Kelompok Sinar Mukti di Kampung Nagrog Desa Dawagung Kec.Rajapolah yang berhasil mengembangkan salak ‘pondoh’ super dan mampu menjual Rp.5.000/kg di kebun serta dipasarkan di supermarket.

“Salak super yang dikembangkan Pak Ade Samsu ini lebih unggul dibandingkan salak lain,karena memiliki rasa yang manis,dagingnya tebal dan bijinya kecil seperti salak Pondoh,tapi ukurannya besar seperti salak Manonjaya.”jelas Ir.Henry Nugroho,MP saat meninjau lokasi kebun salak ‘pondoh’ super milik Ade Samsu,beberapa waktu lalu.

Salak ‘pondoh’ super khas Tasik ini yang dikembangkan sejumlah petani merupakan persilangan antara salak Manonjaya dengan salak Pondoh atau salak Condet.Dengan persilangan tersebut menghasilkan kualitas salak unggul,selain rasa dan dagingnya sama seperti salak Pondoh,juga ukurannya yang lebih besar.

“Hasil panen salak super yang saya kembangkan ini sangat menguntungkan.karena harganya tinggi dan pemasarannya tidak sulit, sejak dari kebun saja sudah ada yang beli.Juga tidak ada musimnya, karena hampir tiap hari panen,asalkan pemeliharaannya intensif dan telaten.”ungkap Ade Samsu yang memiliki 5.000 pohon salak yang ditanam di lahan seluas 1 hektar ini.****

- REDI MULYADI

Selasa, 06 Oktober 2009

Budidaya Strowberry Yang Intensif







STROBERI atau strowberry dan juga dikenal dengan nama arbei dari bahasa Belanda aardbei adalah sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae merupakan nama buah dari tanaman ini. Ada kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies yang paling umum ditanam untuk dijual adalah dari hasil penyilangan Fragaria × ananassa.

Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan pada kebanyakan spesies berubah menjadi merah ketika masak. Namanya berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw atau "straw" dan berige atau "berry". Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Beberapa spesies Lepidoptera mengambil sumber makanannya dari tumbuhan stroberi, menjadikan spesies ini hama utama tanaman stroberi.

Prospek agribisnis strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yang terus meningkat.Karena itu tak mengherankan,bila para petani tampak mulai bergairah membudidayakan tanaman stroberi secara intensif seperti yang dilakukan petani di daerah Tawangmangu Kab. Karang Anyar, Sukabumi, Cipanas Kab.Cianjur, Lembang dan Rancabali Bandung, Batu Kab.Malang dan Bedugul (Bali).

Adapun syarat tumbuh bagi tanaman strawberry yakni lama penyinaran matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Suhu udara optimum antara 17°C - 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C dengan kelembaban udara 80% - 90%.Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl.

Dalam pengolahan lahan yang akan ditanami stroberry,maka sebelum lahan dibajak digenangi air lebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.

Kemudian membuat bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 - 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan.Juga dalam pengapuran diberikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.

Sebelum penanaman,maka perlu dilakukan pemupukan dasar dengan cara menaburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton untuk lahan 1 hektar. Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu,berikan fungisida yang

telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu.

Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.Selanjutnya pembuatan lubang tanam berdiameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
Adapun cara penanaman strawberry adalah dengan memindahkan bibit beserta medianya.Sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag. Selain itu, perlu dilakukan penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram,serta penyiangan dilakukan pada gulma/ rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman.Kemudian dilakukan pemangkasan,dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
Pemupukan susulan diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman.

H A M A
a.) Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat.

b.) Tungau (Tetranychus sp -Tarsonemus sp).Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok.

c.) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya.
PENYAKIT
a.) Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan insektisida.

b.) Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer ).Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh. Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, dan gunakan insektisida pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.


c.) Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani).Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan. Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman,

perbaikan drainase tanaman,dan berikan insektisida pada awal penanaman.

d.) Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah. Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat,dan campurkan pada awal penanaman.


PANEN
Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.***


WASPADAI TANAMAN SENGON TERSERANG PENYAKIT KARAT PURU




PETANI tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) harus mewaspadai terhadap serangan penyakit karat puru yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum yang kini mewabah,karena bisa mematikan tanaman secara besar-besaran,sehingga dapat merugikan.
Buktinya,sebanyak 309.760 batang pohon tanaman sengon milik petani di 10 kecamatan yang ada di Kab.Tasikmalaya terserang penyakit karat puru,yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.Hal itu diungkapkan Koordinator Penyuluh Kehutanan (KPK) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kab.Tasikmalaya Endang Supriatna,SP.
Selanjutnya dia mengatakan,tanaman sengon/albasiah yang terserang penyakit karat puru tersebut tersebar pada lahan seluas 710,40 hektar dari luas total hutan rakyat seluas 33.446,17 hektar. ”Akibat serangan penyakit karat puru tersebut,maka kerugian yang dialami para petani tanaman sengon di Kab.Tasikmalaya diperkirakan mencapai Rp.4.115.023.350.”jelasnya.
Kehadiran penyakit karat puru dapat menyerang tanaman sengon,mulai dari persemaian sampai pada tingkat lapangan (pucuk,ranting,cabang dan batang).Adapun gejala awal terlihat berupa benjolan yang berwarna cokelat muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk bibit tanaman,yang lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran diameter lebih dari 10 cm.Apabila karat puru telah menjadi tua,maka benjolan/tumor (Gall) akan berubah warna menjadi merah tua sampai hitam (Hardi,2005).
Serangan penyakit karat puru pada tanaman muda menyebabkan pertumbuhan tanaman sengon terganggu dan pada serangan yang lebih berat dapat batang atau cabang patah bila tertiup angina.Apabila hampir seluruh bagian tanaman telah dipenuhi dengan benjolan penyakit maka daun akan mengering,rontok dan akhirnya tanaman mati.
Adapun gejala awal serangan penyakit karat puru ini ditandai dengan adanya garis-garis putih memanjang di bagian pucuk (warna pucuk agak kehitaman dan bersifat kaku),kemudian berkembang membengkak hingga menyerupai tumor (gall) pada pucuk dengan warna putih pucat,kemudian berubah menjadi cokelat tua.Serangan pada tanaman di lapangan dapat dilihat pada pucuk,ranting,cabang dan batang.Gejala yang diperlihatkan ditandai dengan daun berwarna kuning,lama kelamaan gugur kemudian tanaman menjadi gundul dan mati.
Dalam upaya mengatasi munculnya serangan penyakit karat puru terhadap tanaman sengon yang dapat merugikan para petani,maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin,dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.
IMMUNISASI
Cara pencegahan secara immunisasi merupakan pencegahan yang sangat mendasar terhadap munculnya serangan penyakit tanaman.Immunisasi dilakukan sedini mungkin yang dimulai sejak penyimpanan benih,yaitu mencampur benih dengan fungisida.Perendaman benih dengan fungisida berbahan aktif tembaga sulfat sebelum benih ditabur.Menggunakan media semai yang telah disterilkan.Juga menghindari penggunaan pupuk kotoran ayam karena sangat rentan terhadap timbulnya serangan penyakit,terutama karat puru.
SILVIKULTUR
Upaya pencegahan secara silvikultur ini meliputi berbagai kegiatan silvikultur,antara lain; pengaturan jarak tanam yang sesuai,pemupukan yang tepat dan teratur,pemangkasan,pengendalian gulma secara selektif, pengapuran pada tanah masam dan menggunakan pola tanam multikultur. Untuk penanaman diperlukan tanaman pelindung seperti nimba untuk mengandalikan serangan hama sebagai vector penyakit.
MEKANIK
Pencegahan secara mekanik ini dilakukan dengan memangkas bagian tanaman yang terserang kemudian ditimbun ke dalam tanah (kedalaman minimal 30 cm dari permukaan tanah).Untuk tanaman sengon muda dilakukan pewiwilan secara teratur terutama untuk tanaman yang berumur 1 tahun.
RAMAH LINGKUNGAN/TRADISIONAL
Pencegahan secara ramah lingkungan ini dilakukan dengan mencampur bahan kapur 1 kg dan belerang 1 kg serta air sebanyak 10 atau 20 liter,lalu diaduk hingga rata.Bagian tanaman yang terserang penyakit karat puru dibersihkan dari gallnya,kemudian bagian tersebut disemprot/diolesi larutan kapur dan belerang tadi.
KIMIAWI
Upaya pencegahan secara kimia ini dengan melakukan penyemprotan secara serentak pada persemaian dan lapangan pada saat gejala penyakit karat puru mulai muncul dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif tembaga.Penyemprotan dilakukan pada saat 3 minggu sebelum turun hujan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari bahan aktif tembaga yang melekat pada permukaan tanaman sebagai pelindung terhadap pertumbuhan spora Uromycladium tepperianum.Sementara selang waktu penyemprotan adalah sekakali dalam dua minggu.
Dengan upaya pencegahan yang dapat dilakukan tersebut,maka diharapkan kerugian akibat serangan penyakit karat puru dapat dihindari, sehingga petani masih dapat meningkati hasil panennya meski kurang begitu optimal.(REDI MULYADI)****

Panen Kacang Hijau di Kota Banjar Melimpah



PETANIBERDASI.Com

Beberapa hari terakhir ini, para petani kacang hijau di Kota Banjar seperti di Kecamatan Langensari atau Kec.Pataruman tampak sumringah, karena hasil panen mereka pada musim tanam kali ini cukup melimpah. Bahkan puncak panen kacang hijau saat ini, menyebabkan persediaan kacang hijau di Kota Banjar menjadi ‘surplus’ melimpah.

”Kami bersyukur, panen kacang hijau kali ini cukup bagus dan melimpah. Selama ini, tanaman kacang hijau menjadi andalan bagi para petani di Kota banjar, terutama saat musim kemarau panjang seperti sekarang atau memasuki musim tanam palawija,”ujar Amri (57), petani asal Desa Rejasari Kec.Langensari.

Amri mengatakan, bahwa para petani di Desa Rejasari dan desa lainnya di Kec.Langensari banyak yang menanam kacang hijau pada saat musim kemarau, karena banyak factor yang mendukung, antara lain karena perawatannya tidak rumit dan sesuai dengan kondisi tanah di Kota Banjar khususnya Kecamatan Langensari.

“Tanaman kacang hijau sangat cocok dibudidayakan dengan kondisi tanah di Kota Banjar khususnya Kecamatan Langensari, karena kondisinya tetap lembab, dan tahan terhadap kekeringan ketika musim kemarau panjang seperti yang terjadi sekarang,”lanjut Amri.

Hal senada diungkapkan Maman (34), petani asal Desa Binangun Kec.Pataruman, yang lahan pesawahannya ditanami kacang hijau dan kini tengah panen.”Setiap musim kemarau, para petani di desa ini selalu menanam kacang hijau.”tuturnya.

Para petani makin gembira, karena harga kacang hijau di pasaran saat ini cukup lumayan. Karena itu, para petani berharap agar nilai jual kacang hijau di pasaran tidak mengelami penurunan.”Semoga saja harga jual kacang hijau tetap stabil seperti sekarang,”lanjur Maman dan Amri.

Berdasarkan infromasi yang diperoleh Sinar Tani, bahwa harga kacang hijau ditingkat petani pada saat ini, yakni kualitas terbaik Rp.8.500/kg, kualitas sedang Rp.6.500/kg, dan kualitas rendah Rp.5.000/kg.

Dengan harga sekitar Rp.6.500-Rp.8.500/kg, menurut Maman dan Amri, masih sangat menguntungkan para petani.”Sebab, harga jualnya masih seimbang dengan tenaga dan biaya produksi yang telah kami keluarkan. Harapan kami, harga jual kacang hijau di tingkat petani tetap stabil,”ujarnya.

Harga kacang hijau di pasaran terutama di Kota Banjar mencapai kisaran Rp.12.500/kg.Dengan demikian, para petani berharap agar harga jual kacang hijau di tingkat petani seperti sekarang, tidak mengalami penurunan seperti yang terjadi pada musim tanam sebelumnya. (REDI MULYADI)****

Senin, 05 Oktober 2009

Kiat Menyimpan Bibit Jahe



WALAU bagaimanapun,berhasil tidaknya budidaya tanaman jahe

(Zingiher officinal) tidak terlepas dari bibit jahe yang ditanam.Dengan demikian,tanaman sudah dirawat baik,tetapi jika bibit yang ditanam kualitasnya jelek,maka hasil yang diperolehnya akan kurang memuaskan.

Namun,masalah bibit ini seringkali diabaikan oleh para petani,dan mereka masih sering menggunakan bibit jahe yang berkualitas jelek. Dalam hal ini,misalnya menggunakan bibit yang belum cukup tua,mengandung hama maupun penyakit.

Nah,supaya jahe yang ditanam hasilnya memuaskan,selain tanaman harus dirawat dengan baik dan ditanam pada tempat yang cocok,juga bibitnya harus baik pula.Syarat rimpang jahe yang baik untuk ditanam,rimpang jahe berasal dari tanaman berumur sekitar 9-10 bulan,yang ditandai oleh tajuk batangnya yang mulai mongering. Kemudian kulit rimpangnya licin dan keras ,tidak mudah mengelupas, warna mengkilap dan menampakkan tanda bernas serta kandungan serat rimpangnya tinggi dan kasar.

Selain itu, rimpangnya terbebas dari hama penyakit. Rimpang jahe yang terserang penyakit,yakni warna kulitnya tidak cerah,berkerut dan lembek,juga daging rimpang berair dan warnanya kusam kecokelatan atau ada bagian yang membusuk.Sedangkan rimpang jahe yang terkena hama terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan tanda bahwa rmpang jahe tersebut diserang hama lalat rimpang.Bibit yang sudah menunjukkan adanya gejala serangan hama-penyakit,maka sebaiknya jangan ditanam,karena hasilnya akan mengecewakan.

Adapun rimpang jahe (bibit) yang baik untuk ditanam sedikitnya mempunyai 2 mata tunas,beratnya sekitar 20-40 gram untuk bibit jahe emprit (jahe kecil),dan untuk bibit jahe besar (jahe gajah) sekitar 25-60 gram.

Hal penting perlu diperhatikan,yakni untuk menghindari penggunaan bibit dari kebun yang terserang penyakit bakteri Pseudomonas solanacearum atau cendawan Rhizoctonia solani maupun hama lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan Enmerus figurans.

Persoalannya,bibit yang terserang hama penyakit tersebut jika ditanam akan terbawa masuk ke lahan penanaman dan tanaman yang tumbuh nantinya juga tidak baik,yang akhirnya hasil panen yang diperoleh tidak akan memuaskan,bahkan bisa mengalami gagal panen.Karena itu,bibit jahe yang akan ditanam harus jelas asal-usulnya.

Apabila para petani mengalami kesulitan untuk memperoleh bibit jahe yang baik untuk ditanam,maka kita pun dapat mempersiapkan bibit sendiri.

Caranya,jika bibit jahe yang dibutuhkan hanya sedikit,rimpang yang sudah dipilih dihamparkan di tempat terbuka tetapi tidak terkena sinar matahari secara langsung.Dengan cara ini,kulit rimpang jahe saja yang kering,sedangkan daging rimpang tetap segar.

Jika bibit jahe yang dibutuhkan dalam jumlah banyak,sebaiknya menggunakan rak bambu,rak kayu atau peti kayu yang tidak rapat.Juga bisa menggunakan keranjang bambu atau dalam karung yang bagian atasnya tetap terbuka dan tidak diisi penuh.Sementara ruang penyimpanannya harus mempunyai sirkulasi udara yang baik,cukup cahaya,tidak lembab dan tidak bocor.

Setelah kulit rimpang kering kemudian ditaburi abu dapur untuk menghin dari tumbuhnya jamur pada rimpang tersebut.Sebaiknya,rimpang jahe untuk bibit ini berasal dari pertatanaman khusus untuk bibit.Cara ini selain bisa diperoleh bibit yang terjamin mutunya juga lebih menjamin kontiunitas tersedianya bibit yang dibutuhkan.Dengan cara penyimpanan yang baik,maka diharapkan akan memperoleh bibit jahe yang baik pula,dan hasil panennya akan memuaskan.(REDI MULYADI)***