Jumat, 13 November 2009

Desa Cibeureum Siap Kembangkan Agropolitan & Agrowisata



KAB.CIAMIS,PETANIBERDASI.Com
Desa Cibeureum berada di ujung barat Kab.Ciamis yang berbatasan dengan Kab.Majalengka, tepatnya di Kec.Sukamantri. Kalau melihat letak geografisnya, desa ini memang strategis dan potensial dalam hal pengembangan di bidang pertanian, khususnya agribisnis.
“Karena itu, kami siap mendukung program Pemkab Ciamis yang menjadikan Ciamis Utara sebagai kawasan agropolitan. Karena di desa kami punya potensi di bidang agribisnis dan agrowisata yang siap dikembangkan. ”ujar Didi Kasmidi, Kepala Desa Cibeureum.
Tak mengherankan bila di Desa Cibeureum kini tengah dibangun Pasar Agro yang refresentatif dan sekitar 95 persen sudah selesai. Pasar Agro ini siap menampung hasil pertanian dari berbagai pelosok pedesaan di Kec.Sukamantri. Bahkan, pembangunan Pasar Agro Cibeureum dan objek wisata Situ Cibubuhan sempat disinggahi Wakil Bupati Ciamis H.Iing Syam Arifin dalam kunjungan kerjanya, Kamis pekan kemarin.
Potensi agribisnis yang ada di Desa Cibeureum sendiri, menurut Didi Kasmidi, antara lain cabe merah,stroberi,tomat,bawang daun dan lainnya. Bahkan program padat karya kali ini diarahkan untuk pengembangan tanaman cabe merah seluas 4 hektar yang dikelola oleh warga melalui kelompok tani.
“Dengan adanya Pasar Agro Cibeureum,maka hasil panen dari para petani bisa dipasarkan secara langsung, dengan posisi tawar yang kompetitif.”jelas Didi Kasmidi.
Sedangkan potensi agrowisata, Desa Cibeureum memiliki sebuah danau dengan panorama alam yang indah yakni Situ Cibubuhan, dan juga ada sebuah situs Batu Panjang dengan 6 titik sumber mata air.
Bila kedua objek wisata tersebut dikembangkan secara optimal, maka diharapkan dapat menarik perhatian para wisatawan untuk mengunjunginya, setelah berkunjung ke objek wisata Panjalu.
“ Pada kunjungan kerja Pak Wakil Bupati Ciamis hari Kamis kemarin, saya ungkapkan segala potensi agrobisnis dan agrowisata yang ada di Desa Cibeureum. Semoga saja mendapat perhatian dari Pemkab Ciamis untuk pengembangan berikutnya.”jelas Didi Kasmidi di ruang kerjanya. (REDI MULYADI)@@

Kamis, 12 November 2009

BUDIDAYA RAMI SKALA BESAR BERNILAI EKONOMI TINGGI















BUDIDAYA tanaman rami (Boehmerianivea) yang dikenal pula dengan nama “haramay” ini,bila dilakukan dalam skala besar dan intensif,ternyata bernilai ekonomi yang cukup tinggi.Sebab,kini industri-industri yang memanfaatkan serat alam sudah jauh lebih berkembang dibandingkan pada tahun 1970-an,seperti industri tekstil,permadani,wallpaper,jala ikan,kain layar,bahan fiber,benang pintal dan sebagainya.

Seiring dengan itu,budidaya rami mempunyai prospek cerah bila dilakukan secara intensif dengan pola pembudidayaan mulai dari penanaman sampai menjadi bahan siap masuk pabrik.Apalagi tanaman rami termasuk jenis perdu yang dapat tumbuh pada semua jenis tanah yang berada pada ketinggian 250-1.500 meter dpl.Namun,pertumbuhan tanaman rami yang terbaik akan dicapai pada tanah-tanah lempung berpasir dengan pH tanah 4,5-6,5; gembur,kaya bahan organik; dan curah hujan 100-150 mm/bulan dengan bulan basah selama 9 bulan.

Sebenarnya,banyak varietas tanaman rami yang bisa dibudidayakan seperti varietas Florida,Bandung A,Formosa dan Pujon 10.Konon,menurut penelitian para ahlu bahwa varietas Pujon 10 termasuk varietas terbaik dari segi kualitasnya,karena dinilai seratnya yang halus,kuat dan elastis.

Namun demikian,varietas yang terbaik lebih banyak ditentukan oleh daya adaptasi yang tinggi,pertumbuhan vegetatifnya cepat,tidak bercabang,tahan terhadap hama dan penyakit,tidak mudah rebah serta seratnya yang tinggi.

POLA TANAM

Budidaya rami bisa dilakukan secara monokultur dan tumpangsari dengan tanaman kelapa di perkebunan.Selain penanaman pada lahan datar,juga bisa pada lahan miring atau lahan perbukitan.Sedangkan tanah diolah 1-2 kali menggunakan cangkul,bajak atau traktor.

Kemudian dibuatkan bedengan-bedengan dengan lebar 3 meter,panjang disesuaikan dengan keadaan tempat dan jarak antara bedengan 50-75 cm. Jika penanaman dilakukan pada lahan miring,maka bedengan harus dibuat mengikuti garis counter untuk mencegah terjadinta erosi.Dalam budidaya nya,rami bisa ditanam dengan bibit yang berasal dari biji,stek batang dan potongan akar rimpangnya (rhizoma).Tapi bahan tanaman yang dinilai cukup baik dan praktis adalah potongan rhizoma-nya.Bahan ini harus diambil dari indukvarietas unggul dan sudah berumur lebih dari 2 tahun.

Proses selanjutnya,rhizome tersebut dipotong-potong dijadikan stek dengan ukuran panjang tiap stek 15-20 cm.Kemudian stek-stek itu disemaikan pada tempat yang lembab hingga muncul tunas baru dan biasanya tunas baru akan muncul dalam waktu seminggu.Untuk tiap hektar lahan dibutuhkan sebanyak 21-22 ribu stel rhizoma.

Sementara penanaman dilakukan pada lubang tanam yang sebelumnya sudah diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/lubang,jarak tanam 50-75 cm,dan tiap lubang bisa diisi 2-3 stek.Sedangkan waktu penanaman yang baik adalah paaawal musim hujan,atau pada bulan lain yang cura hujannya masih memungkinkan untuk pertumbuhannya.

PEMELIHARAAN

Adapun pemeliharaan tanaman yang pokok adalah penyiangan,pengairan, perbaikan dranase dan pemupukan.Dalam penyiangan harus disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan gulma dan lahan.Kalau pengairan meliputi penyiraman pada musim kering dan perbaikan dranase pada musim penghujan.

Karena tanaman rami termasuk jenis tanaman yang sensitive terhadap tanah yang tergenang air.Itulah sebabnya,bila terjadi genangan air lebih dari 24 jam,maka akan berakibat tanaman rami menjadi layu dan bahkan kemungkinan akan mati.

Dalam upaya mempercepat pertumbuhan danmeningkatkan produktivitas, maka tanaman rami perlu diberi pupuk buatan,selainpupuk kandang yang diberikan sebelum tanaman..Pupuk buatan diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu berupa campuran Urea,TSP dan KCL.Pada umumnya, dosis pupuk tergantung pada kesuburan tanahnya,tetapi bisa menggunakan patokan jumlah TSP25-50 kg/ha,Urea 100-150 kg/ha dam KCl sebanyak 50-100 kg/ha.Lantas,campuran pupuk buatan ini dimasukkan pada lubang pupuk yang ditugal pada jarak 10 cm daripangkal batang tanaman rami.

PANEN

Pada perkebunan yang berdrainase baik,tanaman rami sudah bisa dipanen ketika umur 3-4 bulan.Namun, untuk varietas Florida umumnya panen sekitar 60 hari, dan varietas Formosa sekitar 45 hari.Hal yang pasti bahwa tanda-tanda tanaman yang siap panen,yakni pertumbuhannya berhenti, batang bagian bawah berwarna cokelat,batang mudah pecah,seratnya telah sampai ke pucuk dan tunas-tunas baru bermunculan pada pangkal batang.

Apabila tanaman telah memperlihatkan tanda-tanda panen tersebut, sebaiknya pemanenan segera dilakukan.Bila dibiarkan lebih dari 2 minggu,maka kualitas serat rami yang dihasilkannya kurang begitu baik,dan tunas baru tidak segera diberi kesempatan untuk tumbuh lebih baik.Adapun pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang dekat permukaan tanah.

Sebaiknya,hasil pemanenan pertama kali tidak diambil seratnya,melain kan dibenamkan untuk dijadikan pupuk.Karena mutu seratnya dinilai masih kurang baik.Sedangkan untuk pemanenan berikutnya dapat dilakukan setiap 60-80 hari sekali.Sehingga untuk tahun pertama bisa panen rami dan tahun-tahun berikutnya sebanyak 6 kali panen setiap tahun.

Produksi batang segar rami setiap kali panen bisa mencapai sekitar 10 ton per hektar.Usia produksi tanaman rami berkisar antara 5-10 tahun,tergantung varietasnya,kondisi lingkungan dan juga dalam pemeliharaannya.Jika produksinya sudah menurun,maka perlu dilakukan peremajaan tanaman, yakni tanaman yang sudah tua dibongkar rhizome dan akar-akarnya. Kemudian dilakukan pengolahan tanah dan penanaman baru seperti pada penanaman pertama.

SKALA USAHA BESAR

Budidaya tanaman rami memang akan lebih ekonomis bila dilakukan dalam skala usaha yang cukup besar.Untuk mendapatkan nilai tambah dari budidaya tanaman rami ini,sebaiknya dilakukan pengolahan awal di tingkat usahatani,sehingga produk yang dihasilkan berupa bahan serat yang siap masuk pabrik.Untuk itulah suatu usahatani tanaman rami perlu dilengkapi dengan mesin pengolah Dekortikator.

Proses pertamanya,adalah batang hasil panen terlebih dahulu dibuang daun-daunnya,kemudian diolah untuk diambil seratnya dengan mesin dekortikator tersebut.Hasil dekortikator ini adalah berupa serat basah kasar yang harus dipisahkan atau dipilih-pilih,lalu dicuci dan dikeringkan.

Selama pengeringan,jangan sampai terkena air,karena bisa menghasilkan warna yang jelek dan sisa-sisa getahnya bisa mengakibatkan lengketnya serat-serat tersebut.Hasil pengeringan serat rami ini disebut China Grass dan bahan inilah yang biasa dijual untuk bahan baku industri yang kini berkembang pesat.

Supaya harga jual serat rami mencapai tingkat yang ekonomis,maka produk serat yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu yang dibutuhkan berbagai industri antara lain; serat tidak mudah putus,kuat; bersih; warnanya kuning gading,kuning sampai kecokelat atau hijau tua kehijau-hijauan; dan memenuhi criteria panjang serat.Kriteria panjang serat rami yang sesuai standar mutu dari 6 kelas yakni super long lebih dari 200 cm,ekstra long 150-200 cm, veri long 125-150 cm,long 100-125 cm,normal 80-100 cm dan short 40-80 cm.(REDI MULYADI)*****

WASPADAI TERNAK TERSERANG CACING USUS DAN LAMBUNG















BILA ternak-ternak milik kita,terutama sapi dan kerbau memperlihatkan gejala tubuh kurus dan pucat seperti kekurangan darah,meskipun selera makannya tetap tinggi,bulu-bulu berdiri dan sangat kasar khususnya pada ternak domba dan bahkan menderita mencret atau berak putih,maka peternak perlu mewaspadai gejala-gejala tersebut.

Sebab,gejala-gejala tersebut kemungkinan besar ternak-ternak milik kita terserang cacing usus dan lambung baik dari kelompok Ascaris sp,Cooperia sp,Strongyloides sp,Ostertagla sp,Tricshuris sp,Haemonchus sp,Mecistecir rus sp,Trychostronggylus sp maupun dari jenis Bonustonum sp.
Pada ternak terutama sapi dan kerbau yang masih muda,bila sudah terserang cacing usus dan lambung,tidak hanya mengakibatkan seperti yang sudah digambarkan di atas.Tapi bisa lebih parah lagi dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Karena menimbulkan kerugian besar,maka ada baiknya bila para peternak sapi atau kerbau mengetahui penyebab serangan cacing usus dan lambung. Penyakit cacing tersebut disebabkan sebagai akibat digunakannya ternak itu untuk tenaga kerja secara berlebihan,tetapi kurang diberi makanan bergizi. Bahkan ternak sering mengalami stress akibat mendapat perlakuan kasar.
POLA PENULARAN

Kondisi ternak yang lemah akibat-akibat di atas,maka akan memudahkan ternak tertular penyakit cacing usus dan lambung,baik melaluimakanan maupun minuman dan lainnya.Padahal hewan ternak yang tertular cacing tersebut akan cepat dan mudah menulari hewan ternak lainnya,apalagi yang kondisi tubuhnya lemah.
Pola penularan cacing usus dan cacing lambung itu dimulai dengan keluarnya telur cacing tersebut bersama tinja ternak yang terjadi penyakit cacing.Telur ini mau tak mau akan mencemari tanah,rumput dan air di sekitarnya.Jika berada pada suhu 26oCmaka telur itu akan berubah menjadi larva infentif. Sebenarnnya,baik ketika masih berupa telur atau setelah berubah menjadi larva infeksif akan mudah memasuki tubuh kembali melalui makanan maupun minuman (rumput dan air yang sudah tercemar),serta melalui cara lain.Sementara di dalam tubuh hewan—terutama dibagian usus dan lambung—telur menetas lagi,sehingga jumlah cacing di dua organ tubuh itu akan bertambah banyak dan akhirnya menjadi pathogen.
Karena itu,jika ternak yang dalam usus dan lambungnya terdapat banyak cacing tersebut,maka akan memperlihatkan gejala-gejala seperti yang disebut di bagian atas.
PENGOBATAN
Untuk mengobati ternak terserang cacing usus dan cacing lambung,bila belum terlalu parah,dapat segera diobati secara tradisional dengan mengguna kan biji pinang yang ditumbuk halus kemudian dilarutkan dalam air.Larutan air dan biji pinang ini kemudian diminumkan pada ternak yang menderita cacingan.Kecuali kalau memang sudah agak parah dapat diobati dengan menggunakan obat seperti Ripercol, Nemafax,Piperazim,Perbendazole dan Thiabenazole.

Namun daripada mengobati ternak sakit,sebaiknya peternak mau melakukan upaya penanggulangan atau pencegahan tehadap serangan (penu laran) cacing usus dan cacing lambung tersebut sejak dini.Sebab,upaya preventif dinilai relative mudah dan murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan.Alasannya,karena harga obat hewan terutama untuk sembuhkan penyakit cacing usus dan lambung,tergolong mahal dan agak sulit diperoleh.

Adapun upaya penanggulangan atau pencegahan yang dapat dilakukan antara lain; memelihara kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya termasuk tempat makan-minum,tempat tidur dan tempat menyimpan pakan. Juga sebaiknya disediakan tempat khusus untuk membuang kotorannya,tidak mengembalakannya di sembarang tempat terutama di tempat becek,memper lakukan ternak dengan baik (tidak kasar) dan segera mengisolasi ternak yang diketahui sudah tertular cacingan tersebut.

Bahkan yang lebih baik lagi,para peternak mau bersatu padu membangun kandang ternak secara kelompok,dan jauh dari pemukiman manusia.Dengan demikian,bukan hanya hewan ternak yang berusaha dijauhkan dari penyakit terutama cacing usus dan lambung,tapijuga manusia di sekitarnya.Karena menurut penelitian para ahli,bahwa penyakit cacing usus dan lambung pada ternak,ternyata juga bisa menular kepada manusia.(REDI MULYADI)***

BUDIDAYA “EMAS HIJAU” PANILI YANG INTENSIF




TANAMAN panili yang dikenal dengan sebutan si Emas Hijau ini merupakan komoditi yang menjanjikan.Karena paangsa pasar untuk panili terbuka lebar dan harganya cukup menggiurkan. Namun demikian,tidak semua panili berharga “emas” mahal,kecuali hanya kualitas terbaiklah yang diberikan harga istimewa. Tanaman panili ini dapat hidup di iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, cahaya matahari + 30%-50%, suhu udara optimal 200C-250C, kelembaban udara sekitar 60%-80%, ketinggian tempat 300-800 m dpl. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir (sandy loam) dan lempung berpasir kerikil (gravelly sandy loam), mudah menyerap air, pH tanah + 5,7 - 7
Sebelum melakukan penanaman,maka tanaman panili yang akan ditanam harus dilakukan pembibitan terlebih dahulu.Dalam pembibitan tersebut harus dilakukan beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya sbb:
Seleksi bibit: Jenis panili bernilai ekonomi yaitu Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis JW. Moore,dan Vanilla pompana Syarat bibit generatif : tulen, punya sifat yang hampir sama dengan induknya; murni, biji tidak tercampur dengan yang berkualitas jelek; biji dalam kondisi segar dan sehat; bibit vegetatif : tanaman induk sehat dan cukup umur, sudah mengeluarkan sulur dahan yang kuat, tanaman induk belum atau jangan sampai berbuah.
Penyiapan bibit yang dilakukan petani yakni: bibit generatif berasal dari biji yang unggul.Sedangkan bibit vegetatif dengan stek, mempercepat perakaran stek dapat direndam HORMONIK (1-2 cc/liter) kemudian dibiarkan agak layu baru ditanam.Dan pembibitan dengan kulture jaringan
Penyemaian benih yang harus dilakukan yakni bibit disemai dalam tanah berpasir supaya akar mudah tumbuh,dan tempat penyemaian harus teduh.Selain itu,juga perlu pemeliharaan pembibitan/penyemaian dengan melakukan penyiraman setiap hari, tidak boleh terlalu basah. Bibit yang jelek disingkirkan.Proses selanjutnya adalah pemindahan bibit ke lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2 bulan, bibit biji waktunya lama.
Pengolahan lahan dikerjakan pada pertengahan musim kemarau supaya pohon pelindung dapat ditanam, cek kondisi tanah.Bersihkan lahan dari gulma dan dibajak.Bikinlah jalur bedengan, lebar 80-120 cm dan lebar parit 30-50 cm dan lakukan pengapuran bila kondisi tanah terlalu asam.
PENANAMAN
Penanaman di tengah bedengan dengan pola tanam monokultur.Buatlah lubang tanam dekat tanaman penegak berukuran panjang, lebar dan dalam antara 20x15x10 cm, 25x20x12 cm dan 30x25x15 cm.Tanam stek dengan cara memasukkan 3 ruas seluruhnya ke dalam lubang secara mendatar agar akar tumbuh cepat dan sempurna.Kemudian tutup dengan tanah galian yang dicampur dengan pupuk kandang.Stek bibit bagian atas yang tidak terbenam dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan ikatan longgar.Waktu tanam stek bibit yang baik pada awal musim hujan. Sedangkan stek yang akan ditanam sebaiknya dibiarkan / dilayukan terlebih dahulu selama 4 - 7 hari

PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyulaman : Lakukan pengecekan setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada stek yang tumbuh kurang baik, segera disulam.
Penyiangan dan Pembubunan : Penyiangan dilakukan sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan panili tidak kerdil dan terlambat. Pembubunan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga bedengan tetap rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.
Perempelan : Perempelan bentuk, memotong 15 cm dari tanaman yang dilengkungkan dan sisakan 3 cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk kerangka tanaman kuat dan seimbang
Perempelan produksi, memotong pucuk sepanjang 10-15 cm menjelang musim berbunga dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan generatif terutama pertumbuhan bunga dan buah
Perempelan peremajaan, memotong cabang-cabang yang sudah pernah berbuah dan cabang-cabang yang sakit.
Pemupukan :Tebarkan pupuk makro di sekitar pohon dan timbun dengan tanah karena sistem perakaran panili cukup dangkal. Kebutuhan pupuk makro per ha per tahun adalah Urea 8 kg, TSP 4 kg, KCl 14 kg, CaCO3 5 - 10 kg, MgSO4 H2O 2,5 - 5 kg/ha/tahun dan pupuk kandang 10-20 kg/pohon/tahun. Pemupukan diberikan setahun sekali

Pengairan dan Penyiraman: Tanaman panili tidak tahan terhadap kekeringan sehingga pada musim kemarau perlu disiram secukupnya untuk merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga serta buah.
Pemberian Mulsa & Pendangiran: Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pendangiran. Bahan mulsa dari hasil pemangkasan pohon pelindung, tetapi bisa juga serbuk gergaji yang diletakkan di atas permukaan tanah dekat pohon panili.
Perambatan:Sistem pagar sulur-sulur, tanaman panili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah dipasang secara horisontal. Pagar tempat menjalarnya panili dapat dibuat dari bambu yang diikatkan pada pohon yang satu dengan pohon yang lain.
Sistem perambatan penunjang tunggal, tanaman panili dirambatkan lurus ke atas pada naungannya.

Pemangkasan Pohon Pelindung :Pohon pelindung dapat digunakan Glyricidia maculate, lamtoro dan dadap. Pemangkasan cabang dilakukan untuk mempertahankan agar tetap teduh, mempermudah sistem sirkulasi dan mengatur intensitas sinar matahari.
Pembungaan dan Penyerbukan Panili berbunga setelah berumur 1,5-3 tahun, bunga yang muncul berupa dompolan dan akan mekar satu bunga secara bergantian. Mekarnya bunga hanya berlangsung 12 jam, yaitu mulai pukul 24:00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga mulai layu dan mati. Oleh karena itu penyerbukan bunga dilakukan sekitar pukul 08:00 sampai 10:00. Penyerbukan buatan pada prinsipnya adalah mengangkat/memotong bibir yang membatasi kepala sari dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan ke kepala putik untuk dilakukan penyerbukan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Tanaman panili pun tak akan lepas dari serangan OPT baik itu hama maupun penyakit sehingga dapat mengganggu produktivitas tanaman panili pada saat panen.Bila hama dan penyakit ini dibiarkan tanpa ada upaya pengendalian,maka budidaya tanaman panili akan merugi.Berikut ini beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman panili:
Hama bekicot
biasanya menyerang dan merusak batang, bunga dan buah. Aktifitasnya dilakukan pada malam hari. Pengendalian: secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan bekicot satu persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.
Hama belalang pedang umumnya merusak/memakan daun muda dan batang panili.
Hama penggerek batang dimana larva hama ini merusak/menggerek batang tanaman panili yang menyebabkan tanaman panili lambat laun layu dan mati.
.Hama ulat bulu jambul dan ulat geni biasanya merusak bagian pucuk, daun, batang dan bunga. Pengendaliannya dapat menggunakan fungisida yang dianjurkan

Penyakit busuk akar menimbulkan gejala antara lain akar hitam, tanaman menjadi kecoklat-coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat produksi tertinggi pertama kali tercapai. Pengendalian: menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban ,

Penyakit busuk batang disebabkan oleh jamur Fusarium batatatis yang memperlihatkan gejala: pada batang terjadi bercak-bercak berwarna hitam yang akan meluas dan melingkar dengan cepat. Batang terserang akan keriput, berwarna coklat dan akhirnya kering. Pengendalian: mengurangi kelembaban dan drainase yang baik,

Penyakit busuk buah biasanya ditemukan pada buah panili muda dengan menimbulkan gejala: muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati

Penyakit busuk pangkal batang ini disebabkan oleh adanya jamur Sclerotium sp. Dengan gejala: pangkal batang tampak berwarna coklat dan kebasah-basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah sekitar terdapat misellium jamur berwarna putih seperti bulu dengan banyak sclerotium warna coklat. Pengendalian: gunakan bibit bebas busuk pangkal batang dan disebut insektisida yang dianjurkan.
Penyakit bercak coklat pada buah disebabkan oleh cendawan Phytophthora sp. dan menyerang buah panili yang hampir masak. Adapun gejala yang timbul yakni: bercak-bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian: (1) segera petik buah terserang kemudian membakarnya; (2) penyemprotan dengan insektisida yang dianjurkan
Penyakit bercak coklat pada batang umumnya timbul akibat serangan cendawan Nectria vanilla, zimm dengan gejala: batang tampak bercak coklat yang lama-kelamaan menghitam dan melingkar ruas dan mati. Pengendalian: potong dan bakar batang yang terserang.
Penyakit Antraknosa disebabkan adanya jamur Calospora vanillae, Mass. yang memperlihatkan gejala sbb: batang, daun, buah berwarna coklat muda kekuningan tampak licin dan terlihat jelas bagian terserang dan tidak. Pengendalian: Potong dan bakar bagian terserang, atur kelembaban dan drainase.
Penyakit Karat merah disebabkan oleh Ganggang Cephaleuros heningsii, Schm. Gejala yang timbulakibat serangan penyakit ini adalah : bercak pada daun dan terus meluas hingga daun kering selanjutnya mati. Pengendalian: Singkirkan bagian terserang dan atur kelembaban kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.
Penyakit pascapanen yang umumnta menyerang panili setelah dipanen : jamur Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, sp dan Sclerotium, sp. Pengendalian: penanganan pasca panen yang baik.
Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan.

PANEN DAN PASCA PANEN
Proses pemanenan untuk tanaman panili yakni pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar vanillin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman.Adapun ciri-ciri panili siap dipanen yaitu warna berubah dari hijau tua mengkilap menjadi hijau muda suram dengan garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai ujung buah.Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2 - 3 bulan
Sementara itu,cara panen yang terbaik adalah memetik satu-persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili.
Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan dijaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm
Proses selanjutnya adalah melakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel-sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. Proses pelayuan dengan menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu antara 65-950 C. Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma selama + 48 jam
Kemudian lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, dioven dan diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25-30 % .Proses terakhir pasca panen yakni menempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan dijual.

Dengan melakukan usaha budidaya tanaman panili secara intensif dan memperlakukan hasil produksi pasca panen,maka akan memperoleh panili yang berkualitas baik dan harga yang menggiurkan,sehingga petani akan mengantongi keuntungan besar.Apalagi permintaan pasar dunia terhadap komoditi satu ini cukup besar.(REDI MULYADI/berbagai sumber)****

WASPADAI HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN MAS


BUDIDAYA ikan mas (Cypribus carpio L) di kolam,sawah atau waduk secara intensif sangat menguntungkan.Sebab,penggemar jenis ikan air tawar ini cukup banyak,sehingga peluang pasarnya terbuka lebar.Apalagi budidaya ikan mas tidaklah begitu sulit dilakukan.Namun demikian,ikan mas sangat rentan terhadap serangan sejumlah hama maupun penyakit.Karena itu, kehadiran hama dan penyakit perlu diwaspadai.Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang ikan mas antara lain:

HAMA

· Bebeasan (Notonecta) berbahaya bagi benih karena sengatannya.Untuk mengendalikan jenis hama ini dengan cara menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

· Ucrit (Larva cybister) biasanya menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian terhadap hama ini,sebenarnya sulitdiberantas,tetapi petani harus menghindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

· Kodok biasanya memakan telur telur ikan. Untuk mengendalikan hama kodok,petani harus sering membuang telur yang mengapung, menagkap dan membuang hidup-hidup.

· Ular menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian yang dilakukan adalah melakukan penangkapan penangkapan terhadap ular,dan pemagaran kolam.

· Lingsang memakan ikan pada malam hari. Untuk mengendalikan lingsang ini dengan cara memasang jebakan berumpun.

· Burung biasanya memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.Pengendalian yang dilakukan terhadap burung yakni diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam,dan diberirumbai-rumbai atau tali penghalang.

· Ikan gabus memangsa ikan kecil pada tahap pendederan ikan mas.Untuk mengendalikan ikan gabus yakni pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

· Belut dan kepiting termasuk hama yang mengganggu ikan mas sehingga perlu dilakukan penangkapan.

PENYAKIT

· Bintik putih (White spot) menimbulkan gejala gejala sebagai berikut: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih,pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Untuk mengendalikan penyakit bintik : direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

· Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis) menimbulkan gejala yakni tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan dan bagian punggung terjadi pendarahan. Untuk mengendalikannya; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.

· Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus).Gejala akibat serangan penyakit ini yakni ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian yang harus dilakukan petani,adalah direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit ,dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam dan hindari penebaran ikan yang berlebihan.

· Kutu ikan (argulosis) mengakibatkan benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).Pengendalian yang harus dilakukan ,yakni ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit,serta dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

· Jamur (Saprolegniasis) biasanya menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya sehingga mengakibatkan tubuh ikan mas yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.Dalam upaya mengendalikan penyakit jamur ini yakni direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit,dan telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

· Gatal (Trichodiniasis) biasanya menyerang benih ikan mas yang menimbulkan gejala yakni gerakan ikan lamban,dan suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Adapun upaya pengendalian yang harus dilakukan petani yakni rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

· Bakteri Psedomonas flurescens diketahui sebagai penyakit yang sangat ganas yang menyerang ikan mas.Karena gejala akibat serangan penyakit ini adalah pendarahan dan bobok pada kulit,serta sirip ekor terkikis. Lantas,untuk mengendalikannya yakni dengan pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

· Bakteri aeromonas punctata penyakit yang sangat ganas dibandingkan dengan bakteri Psedomonas .Akibat serangan penyakit ini menimbulkan gejala pada ikan antara lain: warna badan suram/ tidak cerah,kulit kesat dan melepuh, cara bernafas mengap-mengap, kantong empedu gembung,serta pendarahan dalam organ hati dan ginjal.Sebagai upaya pengendalian yang harus segera dilakukan yaitu melalui penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan,dan pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

Lantas,sebagai upaya preventif (pencegahan) terhadap serangan hama maupun penyakit pada budidaya ikan mas,agar hasil panennya optimal sesuai yang diharapkan dan tidak mengalami gangguan,maka langkah preventif yang harus dilakukan antara lain: secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas: pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen,pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit,hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas,sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel/ tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air, pemberian pakan cukup baik kualitas maupun kuantitasnya,penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar,serta biinatang seperti burung, siput atau ikan seribu/burayak/kambras (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.(REDI MULYADI)***

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SUKUN




BILA kita berkunjung ke daerah Jawa Tengah,misalnya Purwokerto atau Cilacap,maka sering disuguhi makanan yang berbahan baku dari buah sukun.Bahkan,penulis sempat berkunjung ke sebuah desa di Cilacap di mana makanan pokok penduduknya (petani) berupa sukun,dengan cara dikukus dan langsung dikonsumsi bersama lauk lauk atau ditaburi parutan kelapa.Enak memang dan mengenyangkan.

Sejumlah masyarakat menjelaskan,bahwa sukun yang dikukus itu telah dijadikan pengganti nasi,dan masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi sukun setiap hari.”Sukun kukus atau goreng sukun lebih enak kalau dimakan dengan gula aren terutama pada pagi hari.”ujar Tijo (56),warga Kampung Laut.

Selain itu,buah sukun diolah terlebih dahulu seperti dijadikan tepung sebelum diolah menjadi bentuk penganan lain,dan juga dapat diolah langsung menjadi keripik sukun atau goreng sukun sebagai camilan.Bahkan,ada di antara penduduk yang kreatif mengolah sukun masak dibuat tape setelah melalui fermentasi.

Buah sukun ini banyak ditemukan/dijual di pasar-pasar tradisional Majelang Kab.Cilacap atau Banjar Jawa Barat,karena penduduknya banyak menanam buah ini,dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan pokok tambahan.

Sebenarnya,tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 meter. Kayu tanaman ini lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak dan pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik.

Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul).

Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.

Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, bahkan dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

Teknik Budidaya

Tanaman sukun biasanya diperbanyak dengan stek akar atau cangkok. Walaupun tanaman dapat diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk pada batang bawah semai keluwih, tetapi cara ini tidak dianjurkan karena persentase keberhasilannya rendah dan relatif lama. Akar samping pohon sukun ditarik ke atas, lalu dipotong sepanjang 20-30 cm, kemudian disemaikan untuk bibit. Pada akar yang tampak di permukaan tanah sering tumbuh tunas. Tunas ini dapat dipotong beserta akar induknya untuk dijadikan bibit.

Budidaya tanaman bibit sukun yang .telah mencapai tinggi kurang lebih 70 cm dapat ditanam di kebun. Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 30 cm. Setiap lubang diberi 10 kg pupuk kandang yang telah matang. Sebaiknya bibit muda dilindungi dulu dengan daun kelapa atau daun lainnya untuk mencegah sengatan sinar matahari dan diberi air yang cukup bila musim kemarau.

Pemeliharaan

Pemangkasan cabang jarang dilakukan. Namun, bila pembentukan percabangan belum bagus maka batang utamanya sebaiknya dipangkas agar bertunas banyak. Pupuk buatan berupa NPK (15:15:15) diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-1000 g per pohon per tahun sesuai dengan umur tanaman. Setelah tanaman berbuah, pemupukan cukup diberikan 1-2 kali pertahun sebelum berbunga dan sesudah panen raya.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang umumnya sering menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat buah (Dacus sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat mematikan pohon.

Karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas. Penyakit yang biasa mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.). Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius.

Panen dan Pasca Panen

Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah dapat dipanen setelah tua benar. Buah sukun dipanen setelah tua benar. Tandanya, tonjolan kulit buah mulai merata dan buah berwarna kekuningan kusam. Buah sukun yang dibungkus sejak petil menunjukkan warna kekuningan bersih dan menarik.

Buah dipotong pada tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke tanah agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi pangkal serangan busuk buah yang berakibat buah terasa pahit.

Tanaman sukun bila dibudidayakan secara intensif seperti yang dilakukan para petani di beberapa daerah di Jawa Tengah,maka budidaya sukun akan menguntungkan,karena peluang pasarnya cukup terbuka lebar.Apalagi bila buah sukun sudah dijadikan makanan pokok tambahan bagi penduduk atau dijadikan sukun goreng yang biasa dijual penjaja di setiap sudut kota seperti banyak dijumpai di Kota Tasikmalaya.(REDI MULYADI/berbagai sumber)***