Kamis, 12 November 2009

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SUKUN




BILA kita berkunjung ke daerah Jawa Tengah,misalnya Purwokerto atau Cilacap,maka sering disuguhi makanan yang berbahan baku dari buah sukun.Bahkan,penulis sempat berkunjung ke sebuah desa di Cilacap di mana makanan pokok penduduknya (petani) berupa sukun,dengan cara dikukus dan langsung dikonsumsi bersama lauk lauk atau ditaburi parutan kelapa.Enak memang dan mengenyangkan.

Sejumlah masyarakat menjelaskan,bahwa sukun yang dikukus itu telah dijadikan pengganti nasi,dan masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi sukun setiap hari.”Sukun kukus atau goreng sukun lebih enak kalau dimakan dengan gula aren terutama pada pagi hari.”ujar Tijo (56),warga Kampung Laut.

Selain itu,buah sukun diolah terlebih dahulu seperti dijadikan tepung sebelum diolah menjadi bentuk penganan lain,dan juga dapat diolah langsung menjadi keripik sukun atau goreng sukun sebagai camilan.Bahkan,ada di antara penduduk yang kreatif mengolah sukun masak dibuat tape setelah melalui fermentasi.

Buah sukun ini banyak ditemukan/dijual di pasar-pasar tradisional Majelang Kab.Cilacap atau Banjar Jawa Barat,karena penduduknya banyak menanam buah ini,dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan pokok tambahan.

Sebenarnya,tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 meter. Kayu tanaman ini lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak dan pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik.

Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul).

Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.

Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, bahkan dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).

Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.

Teknik Budidaya

Tanaman sukun biasanya diperbanyak dengan stek akar atau cangkok. Walaupun tanaman dapat diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk pada batang bawah semai keluwih, tetapi cara ini tidak dianjurkan karena persentase keberhasilannya rendah dan relatif lama. Akar samping pohon sukun ditarik ke atas, lalu dipotong sepanjang 20-30 cm, kemudian disemaikan untuk bibit. Pada akar yang tampak di permukaan tanah sering tumbuh tunas. Tunas ini dapat dipotong beserta akar induknya untuk dijadikan bibit.

Budidaya tanaman bibit sukun yang .telah mencapai tinggi kurang lebih 70 cm dapat ditanam di kebun. Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 30 cm. Setiap lubang diberi 10 kg pupuk kandang yang telah matang. Sebaiknya bibit muda dilindungi dulu dengan daun kelapa atau daun lainnya untuk mencegah sengatan sinar matahari dan diberi air yang cukup bila musim kemarau.

Pemeliharaan

Pemangkasan cabang jarang dilakukan. Namun, bila pembentukan percabangan belum bagus maka batang utamanya sebaiknya dipangkas agar bertunas banyak. Pupuk buatan berupa NPK (15:15:15) diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-1000 g per pohon per tahun sesuai dengan umur tanaman. Setelah tanaman berbuah, pemupukan cukup diberikan 1-2 kali pertahun sebelum berbunga dan sesudah panen raya.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang umumnya sering menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat buah (Dacus sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat mematikan pohon.

Karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas. Penyakit yang biasa mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.). Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius.

Panen dan Pasca Panen

Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah dapat dipanen setelah tua benar. Buah sukun dipanen setelah tua benar. Tandanya, tonjolan kulit buah mulai merata dan buah berwarna kekuningan kusam. Buah sukun yang dibungkus sejak petil menunjukkan warna kekuningan bersih dan menarik.

Buah dipotong pada tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke tanah agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi pangkal serangan busuk buah yang berakibat buah terasa pahit.

Tanaman sukun bila dibudidayakan secara intensif seperti yang dilakukan para petani di beberapa daerah di Jawa Tengah,maka budidaya sukun akan menguntungkan,karena peluang pasarnya cukup terbuka lebar.Apalagi bila buah sukun sudah dijadikan makanan pokok tambahan bagi penduduk atau dijadikan sukun goreng yang biasa dijual penjaja di setiap sudut kota seperti banyak dijumpai di Kota Tasikmalaya.(REDI MULYADI/berbagai sumber)***

3 komentar:

  1. thank's nih infonya pak ternyata bibitnya itu dari akarnya atau di cangkok ya...baru tahu saya.

    BalasHapus
  2. petunjuk untuk mencangkok atau mempersiapkan pembibitan mohon lebih detail. Lebih baik lagi jika disertai dengan gambar ilustrasi.

    BalasHapus
  3. iah pak tolong lebih detail cara pembibitanya, terimakasih

    BalasHapus