Rabu, 07 Oktober 2009

Pamor Salak ManonjayaTasik Kian Menurun



KETIKA salak pondoh,salak Condet dan salak Bali belum begitu terkenal, sebenarnya salak Manonjaya asal Kab.Tasikmalaya justru lebih dulu punya nama.Khusus di daerah Priangan,nama salak Manonjaya cukup terkenal dan menjadi santapan para menak zaman dahulu.Tiada lain karena rasa salak Manonjaya yang manis,dagingnya tebal dan bijinya kecil.

Namun kini,pamor salak Manonjaya kian merosot,bahkan harganya di pasar-pasar kota besar justru termurah dibandingkan dengan salak Pondoh,salak Condet dan salak Bali.

“Kalau salak Pondoh atau Condet bias bertahan dengan harga Rp.5.000/kg,maka salak Manonjaya kelas super berkisar Rp.1.000-Rp.1.500 /kg dan di tingkap petani hanya Rp.500/kg.”ujar Harun,Kepala Desa Margahayu Kec.Manonjaya.

Bahkan,harga tertinggi salak Manonjaya kelas super tersebut hanya bias bertahan dua-tiga hari saja,kalau sudah lewat tiga hari harganya jatuh.Apalagi di tingkat petani,harga jual tertinggi paling Cuma Rp.300/ kg,sehingga banyak pohon salak di Manonjaya yang ditebang. Tak mengherankan,bila petani salak yang banyak bertebaran di Kec.Manonjaya dan Kec.Cineam,tingkat kesejahteraannya belum menggembirakan.

Sungguh menyedihkan memang,jika salak Manonjaya yang semula sudah ternama,kini malah menjadi salak yang lebih banyak dikonsumsi rakyat jelata.Jika salak Pondoh atau Condet bias menembus pasar-pasar swalayan di kota-kota besar dan dikonsumsi masyarakat kalangan atas, salak Manonjaya sebaliknya,hanya mampu mengisi warung-warung kecil dan dikonsumsi kalangan bawah.

Petugas PPL Manonjaya Amar Suherman mengakui,bahwa kualitas salak Manonjaya memang rendah,sehingga sulit untuk bisa menembus pasar-pasar swalayan atau supermarket di kota-kota besar.”Bagaimana mau dipasarkan di supermarket kalau kualitas salak Manonjaya rendah seperti ini.”tuturnya.

Kemorosotan pamor salak Manonjaya itu,menurut Amar Suherman, tidak terlepas dari cara-cara membudidayakan salak yang dilakukan para petani selama ini kurang memperhatikan aspek teknis dan intensif. Dalam hal ini,misalnya bibit salak lebih banyak dikembangbiakkan lewat biji,salak ditanam tanpa pemeliharaan intensif, dan tanam kurang diperhatinkan sehingga kebun salak tidak beraturan.

Karena menyadari terus merosotnya kualitas salak Manonjaya,sebenar nya Dinas Pertanian Kab.Tasikmalaya sudah merintis usaha untuk mengangkat kembali pamor salak Manonjaya,misalnya melakukan perbaikan benih salak,melakukan kawin silang dengan salak Pondoh dan melakukan berbagai penyuluhan.

Bahkan petani kreatif,menurut Kadis Pertanian Kab.Tasikmalaya Ir.Henry Nugroho,MP telah menghasilkan salak ‘pondoh’ super khas Tasikmalaya dengan kualitas lebih unggul dibandingkan dengan salak lain.Dia mencontohkan petani Ade Samsu yang juga Ketua Kelompok Sinar Mukti di Kampung Nagrog Desa Dawagung Kec.Rajapolah yang berhasil mengembangkan salak ‘pondoh’ super dan mampu menjual Rp.5.000/kg di kebun serta dipasarkan di supermarket.

“Salak super yang dikembangkan Pak Ade Samsu ini lebih unggul dibandingkan salak lain,karena memiliki rasa yang manis,dagingnya tebal dan bijinya kecil seperti salak Pondoh,tapi ukurannya besar seperti salak Manonjaya.”jelas Ir.Henry Nugroho,MP saat meninjau lokasi kebun salak ‘pondoh’ super milik Ade Samsu,beberapa waktu lalu.

Salak ‘pondoh’ super khas Tasik ini yang dikembangkan sejumlah petani merupakan persilangan antara salak Manonjaya dengan salak Pondoh atau salak Condet.Dengan persilangan tersebut menghasilkan kualitas salak unggul,selain rasa dan dagingnya sama seperti salak Pondoh,juga ukurannya yang lebih besar.

“Hasil panen salak super yang saya kembangkan ini sangat menguntungkan.karena harganya tinggi dan pemasarannya tidak sulit, sejak dari kebun saja sudah ada yang beli.Juga tidak ada musimnya, karena hampir tiap hari panen,asalkan pemeliharaannya intensif dan telaten.”ungkap Ade Samsu yang memiliki 5.000 pohon salak yang ditanam di lahan seluas 1 hektar ini.****

- REDI MULYADI

3 komentar:

  1. Wah sayang sekali kenikmatan salak manonjaya tidak di iringi dengan harga yang pantas, salam kenal pak. kalau ada waktu sempatkan mampir menuju blog saya, "Karya Kuring Haratis"

    BalasHapus
  2. Mungkin harus di jadikan olahan makanan ringan lain yg bahan dasar nya dari salak manonjaya agar harga pasaran nyq lebih baik dan mampu bersaing dengan salak lainnya inilah terobosan yg harus di buat dan di dukung oleh pemerintah daerah tersebut agar para petani tidak beralih lahan perkebunan yg justru akan menghilangkan tanaman asli daerah tersebut

    BalasHapus
  3. Mungkin harus di jadikan olahan makanan ringan lain yg bahan dasar nya dari salak manonjaya agar harga pasaran nyq lebih baik dan mampu bersaing dengan salak lainnya inilah terobosan yg harus di buat dan di dukung oleh pemerintah daerah tersebut agar para petani tidak beralih lahan perkebunan yg justru akan menghilangkan tanaman asli daerah tersebut

    BalasHapus